Jumat, 15 April 2011

"~Pesan – Pesan Rosululloh SAW kepada Suami Sholehah~"


Pesan – Pesan Rosululloh SAW kepada Suami Sholehah
“Dunia adalah kesenangan,Dan sebaik – baik kesenangan Adalah Wanita Sholehah.”(HR. Muslim)
Tidak habis – habisnya mencari pengertian dan makna yang tepat bagaimana yang masuk kategori wanita sholehah. Saya pribadi sudah mencari – carinya, belum menemukan ungkapan yang tepat selain yang difirmankan Alloh SWT dalam An – Nisaa’ (4) 34:
“Sebab itu, wanita sholehah ialah yang taat kepada Alloh (bi ma hafizhallah) dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Alloh telah memelihara (mereka)…”
Lalu, bagaimana Sunnah Nabi Muhammad SAW., dalam adab suami – istri? Berikut beberapa adab terhadap kaum wanita terutama istri:
1. Tanggung jawab terhadap Istri dan Keluarganya
Dari Ibnu Umar RA., Rosul Saw bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin, seorang suami adalah seorang pemimpin terhadap keluarganya, dan seorang istri adalah pemimpin atas rumah suami serta anaknya. Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (Muttafaq Alaih)
Beberapa kajian dari berbagai buku, kitab, majelis maupun situs web, menempatkan hal yang sama tentang tanggung jawab ini. Teringat seorang Mario Teguh berbicara tentang Pria yang sukses selalu mempunyai istri yang hebat yang mendukungnya.
2. Bersikap Baik Terhadap Wanita
Dari Abu Hurairoh RA., Rosul SAW bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Alloh SWT dan Hari Akhir, hendaklah ia tidak mengganggu tetangganya. Jagalah pesanku tentang kaum wanita agar mereka diperlakukan dengan baik. Sebab mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau berusaha untuk meluruskannya, tulang itu akan patah. Jika engkau membiarkannya, tulang itu tetap bengkok. Oleh karena itu, jagalah pesanku tentang kaum wanita agar mereka diperlakukan dengan baik.” (Muttafaq Alaih)
Sudah merupakan prinsip dasar manajemen ilmu kepemimpinan, tidak ada “bawahan” yang lalai, yang ada adalah pemimpin yang bodoh.
3. Larangan Bersikap Buruk Terhadap Wanita
Rosul SAW bersabda:
“Aku ingatkan kepada kalian tentang 2 orang yang lemah, yaitu anak yatim dan wanita.” (HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim)
Hadits ini memperingatkan agar tidak memperlakukan buruk kaum wanita, yang sering dianalogikan bagai kaum yang tertawan layaknya burung dalam sangkar. Tidak ada yang namanya mencari – cari alasan untuk menyakiti mereka.
4. Larangan Menyakiti Wanita Terutama Istri
Umar bin Khothob pernah mendatangi Rosul SAW, seraya berkata: “Kadang – kadang kaum wanita berbuat durhaka kepada suaminya.” Umar meminta keringanan untuk diperbolehkan memukul mereka. Namun, sejumlah wanita mendatangi istri – istri Nabi SAW, dan mengadukan perlakuan suami mereka. Rosul SAW bersabda:
“Banyak wanita mendatangi istri – istri Muhammad untuk mengadukan perlakuan suami mereka. Suami – suami tersebut bukanlah orang – orang terbaik.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Al – Darimi, Ibnu Hibban, Al Hakim)
Jadi, tidak seperti lagu Betaria Sonata yang ingin dipulangkan ke rumah orangtuanya karena ditampar oleh suaminya….tanda merah di pipi.
5. Memanggilnya dengan Panggilan Mesra
“Adhek, Eneng, Dinda, Jeng, Sayang, Bunda, Mah, Ummi, Cinta, Honey”…apakah sangat sulit dan kelu sekali lidah untuk mengucapkan demikian? Rasa malu wanita memang sangatlah besar, tetapi Suami-lah yang menjadi selimut malu kaum istri tersebut. Tidakkah akan kita dapati, senyum tersipu dan tertahan dari istri jika diperlakukan demikian?
Tahukah bagaimana Rosul SAW memanggil Bunda Aisyah RA.,? Dalam beberapa riwayat diceritakan, Rosululloh SAW memanggil Aisyah RA., dengan panggilan Khumairo’ daripada memanggil dengan namanya, bahkan di depan para sahabat. Khumairo’…”pipi yang kemerah – merahan”. Kalau istri anda menyukai kucing, kenapa tidak memanggilnya dengan “Ummu Hurairoh”?
6. Mendidik Kaum Wanita
Dari Abu Musa Al – Asy’ari RA., Rosul SAW bersabda:
“Siapa saja pria yang menpunyai anak wanita, lalu memberinya pendidikan dengan sebaik – baiknya, mengajarinya perilaku terpuji dengan sebaik – baiknya, lalu menikahkannya, ia memperoleh 2 pahala.” (Muttafaq Alaih)
Seorang hakim yang sangat waro’, Isa bin Miskin, senantiasa mengajari anak – anak wanita dan pelayannya. Setiap selesai sholat Ashar, Ibnu Sahnun, memanggil kedua anak wanitanya dan keponakan – keponakan wanitanya belajat Al – Qur’an dan pengetahuan lain.
Dalam Al – Qur’an dijelaskan, ada 2 hal yang dapat mengangkat derajat seseorang; yaitu beriman dan berilmu pengetahuan. Jadi, kata siapa kaum wanita tidak boleh mendapat kesempatan mengenyam pendidikan?
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(Q.S. Al – Furqon (25) : 74

Tidak ada komentar:

Posting Komentar